Apa yang terpenting dalam hidup?
Sebuah pertanyaan sederhana yang memberikan jawaban sangat bervariasi. Beberapa orang tanpa berpikir langsung menjawab “uang”, sementara yang lainnya menganggap “pasangan”, “keluarga”, “jabatan”, dan sederet jawaban lain yang seolah-olah menggambarkan bahwa hidupnya ideal ketika hal tersebut diperoleh.
Kekayaan, keberhasilan, dan fokus yang terlalu besar terhadap hidup seringkali membuat kita lupa akan apa yang mungkin dapat dikatakan paling penting dalam hidup ini: tujuan hidup. Karena banyak orang berpikir yang penting adalah uang, jabatan, prestasi, pasangan, keluarga, banyak pula yang akhirnya terjebak dengan mencari segala macam cara tercepat dan termudah untuk meraihnya. Ironisnya, setelah semuanya berhasil di raih, mereka terjebak dalam suatu kehampaan, kehilangan arah dan tujuan karena mereka sesungguhnya menempatkan “tujuan” yang terlalu dangkal, sederhana, dan sempit.
Memiliki hidup yang bertujuan merupakan hal yang sangat penting baik untuk pengembangan diri maupun sebagai faktor protektif dari berbagai kondisi gangguan jiwa. Depresi, sebagai salah satu gangguan yang umum ditemui dalam masyarakat, salah satunya ditandai dengan hilangnya tujuan hidup. Kasus-kasus bunuh diri juga merupakan akibat tidak adanya tujuan hidup. Sebaliknya, mereka yang memiliki tujuan hidup justru dapat menjalani hidup dan masa-masa sulit dalam hidupnya dengan tetap bersemangat, karena masalah dianggap sebagai tantangan untuk mendekatkan diri mencapai tujuan hidupnya.
Tujuan hidup perlu dimiliki sejak dini. Dengan memiliki tujuan yang jelas, kita tidak lagi sulit untuk membuat keputusan terhadap berbagai pilihan hidup yang ada. Salah satu contoh sederhana yang sering ditemui ialah dalam hal menentukan jurusan kuliah. Dengan begitu banyaknya pilihan fakultas, tidak sedikit mereka yang bingung dan tidak tahu harus memilih jurusan apa. Beberapa memilih berdasarkan tingkat kesukaran yang menurutnya paling minimal, sementara yang lain memilih jurusan dengan pekerjaan yang dianggap paling menjanjikan. Hanya sedikit yang benar-benar menentukan pilihannya berdasarkan tujuan hidupnya. Akibatnya, ketika menemui hambatan dalam studinya, tidak jarang yang akhirnya menyerah. Mereka yang lahir di keluarga kaya dapat dengan mudah pindah (dan pindah-pindah) jurusan, sementara mereka yang kurang memungkinkan kondisi ekonominya terpaksa putus kuliah. Jika beruntung, yang kaya bisa lulus dari jurusan yang mungkin sama sekali berbeda daripada saat ia masuk. Namun tidak peduli lulus atau tidak, mereka akan kembali bertemu dalam satu titik: ke mana setelah lulus (atau putus) kuliah?
Tujuan hidup yang mantap memberikan arah yang jelas sehingga melahirkan daya juang saat seseorang menghadapi kendala. Bagi mereka yang memiliki tujuan hidup, tidak ada kata gagal dalam hidup mereka karena kegagalan merupakan suatu kondisi ketika seseorang berhenti mencoba untuk bangkit dari keterpurukan. Mereka yang memiliki tujuan hidup yang mantap akan mampu memfokuskan energinya untuk bukan saja bangkit setelah terpuruk, tetapi juga berlari menuju arah yang pasti.
Sesuatu yang hidup adalah sesuatu yang dinamis, bergerak; dan apa yang dapat hidup tetap hidup ialah ketika ada dorongan untuk bergerak ke arah tertentu yang pasti. Untuk itulah tujuan hidup menjadi penting. Uang, jabatan, atau apapun hendaknya bukan menjadi ‘tujuan hidup’ kita karena ketika tujuan hidup direduksi hanya pada hal-hal tersebut, kita dapat dengan mudah mengalami kehampaan ketika sudah berhasil mencapainya. Kekayaan, prestise, atau apapun yang kita anggap penting dalam hidup sebenarnya merupakan alat, akses, serta pemanis dalam upaya kita untuk mencapai tujuan hidup itu sendiri, sehingga hidup kita tidak berhenti ketika telah mendapatkannya, tetapi juga tidak terjebak dalam upaya mati-matian untuk menangkap angin. Pertanyaannya sekarang: apa tujuan hidupmu?
“The mystery of human existence lies not in just staying alive, but in finding something to live for.” ― Fyodor Dostoyevsky
Commentaires